Senin, 15 Maret 2010

Musik Klasik



Yang Perlu Anda Ketahui tentang Musik

Anda mungkin pernah mendengar bahwa musik klasik dapat merangsang perkembangan otak janin. Pertanyaannya, mengapa harus musik klasik? Apakah jenis musik lain tidak boleh?

Bicara tentang musik klasik, salah satu nama yang paling menarik perhatian adalah Wolfgang Amadeus Mozart. Komposer satu ini memang sukses melahirkan karya-karya musik klasik yang indah. Tak heran jika karya-karyanya banyak disarankan para ahli untuk didengarkan kepada janin. Tentu tak hanya Mozart, karya musik composer lainnya seperti Ludwing van Beethoven atau Johann Sebastian Bach layak juga dinikmati.

Pengaruh musik pada janin
Menurut dr. Alfred Tomatis, psikolog dan pakar pendidikan Perancis dalam buku Kehebatan Musik untuk Mengasah Kecerdasan Anak (KMUMKA) karya Imam Musbikin, suara ibu dan musik klasik dapat merangsang otak pada janin sehingga menimbulkan gerakan motorik tertentu pada janin dan bayi yang baru lahir.
Berdasarkan penelitian tersebut, Anda patut bersyukur jika termasuk ibu yang suka mengajak bicara sang janin. Ya, interaksi antara ibu dengan janin dapat memberikan reaksi positif bagi perkembangan otak. Apalagi jika ibu juga hobi mendengarkan musik klasik.
Dasar-dasar irama yang menyerupai ritme denyut nadi manusia, menjadi salah satu alas an mengapa banyak ahli menyarankan agar janin mendengarkan musik klasik. Namun, bukan hanya musik klasik yang dapat digunakan, semua musik berirama tenang dengan alunan lembut pun dapat bermanfaat baik bagi janin, bayi, dan anak-anak.
Sementara itu, sebuah penelitian menunjukkan bahwa seorang ibu hamil yang bekerja di tempat bising cenderung memiliki anak yang hiperaktif. Melihat fakta tersebut, musik berirama keras atau ibu yang terbiasa bicara keras atau kasar pun bisa jadi akan memengaruhi perkembangan janin nantinya.
Tak heran jka ketika sedang mengandung, ibu begitu menjaga perilaku tutur dan ucapannya. Bahkan tak jarang, ketika di lingkungannya ada yang membawa pengaruh negative, secara reflek ibu langsung mengusap-usap perut sembari membisiki dan menenangkan sang janin.
Lalu, setelah anak lahir, apakah pemberian metode musik ini sudah selesai? Tidak juga. Sebab, musik dapat mengarahkan pola perilaku dan perkembangan anak bahkan Anda sendiri.

Bagi Anak
Mengutip buku KMUMKA, beberapa penelitian mengungkapkan,, tak hanya mengefektifkan otak, musik pun dapat mempertajam pendengaran. Tak heran jika anak yang terbiasa mendengarkan musik akan memiliki kepekaan pendengarannya yang maksimal.
Untuk memaksimalkan seluruh potensi anak, usia ideal mulai belajar musik adalah antara 3-6 tahun. Usia ini merupakan masa terbaik dalam perkembangan pendengaran. Setelah itu, usia 8-9 tahun juga patut diperhatikan. Pada usia ini, otak kanan dan kiri akan terhubung dan mengalami penebalan pada penghubung otak kanan dan kiri. Jadi, pendidikan musik yang diberikan sebelum usia 8 tahun dapat berpotensi meningkatkan kecerdasan anak.
Untung saja kini Indonesia memiliki berbagai macam tempat kursus musik seperti Yamaha Music School dengan metode Timely Education-nya. Melalui metode ini, anak akan diberi pengetahuan musik sesuai dengan perkembangan usia dan karakternya.
Selain melatih otak, pendengaran, dan emosi, kursus musik pun dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Sebab, dalam sebuah kursus musik, biasanya anak akan belajar musik secara bersama-sama (ansambel). Metode ini sangat berguna untuk menanamkan arti penting kerja sama sejak dini.

Bagi Orangtua
Dalam buku KMUMKA, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa beberapa jenis musik memiliki pengaruhnya masing-masing. Sebut saja musik jazz. Musik yang baru-baru ini memeriahkan Jakarta dengan Java Jazz-nya dipercaya dapat meningkatkan mood ketika sedang belajar.
Sementara menurut penelitian dr. Leigh Riby dan George Caldwell, musik berirama menghentak seperti musik rock dapat meningkatkan produktivitas ketika sedang bekerja. Irama yang dihasilkan dari jenis musik ini dipercaya akan meningkatkan gairah tersendiri di otak.
Lain lagi dengan musik klasik. Terlepas dari pro dan kontra manfaat musik klasik, beberapa penelitian menunjukkan bahwa musik klasik seperti karya Mozart dapat bermanfaat dalam bidang kesehatan.
Selain itu, musik pun dapat menjadi sarana penyalur stress. Salah satu penelitian di Jepang mengungkapkan ibu-ibu senang menggebuk drum untuk melupakan rasa stresnya. Tak hanya drum, gitar pun menjadi alat musik favorit pengusir stress. Ya, Anda mungkin termasuk salah satu orang yang terbiasa meluapkan stress melalui petikan gitar.
Melihat paparan di atas, musik memang akan selalu menyertai segala kehidupan. Sekarang tinggal bagaimana caranya Anda memilah musik terbaik bagi anak, diri sendiri, dan orang lain tentunya.



Reference : Kompas, 9 Maret 2010

3 komentar:

Irfan Budiansyah mengatakan...

BOLEH JUGA...
lumayan menarik.. tapi g kreatif..
pasti copypas.......

yang pentng usaha....
smangat ...

lia mengatakan...

makasih ya ... :)
iya copas liat aja reference nya ...haha..
siiipp..

Unknown mengatakan...

ada gak materinya pengaruh musik klasik terhadap kualitas tidur lansia

Posting Komentar