Sabtu, 12 Maret 2011

Kata Ulang


Kata ulang adalah merupakan kata jadian. Kata ualang (reduplikasi) adalah kata yang mengalami proses perulangan, baik sebagian maupun seluruhnya dengan disertai perubahan bunyi atau tidak.

I. Bentuk Kata Ulang
Berdasarkan bentuknya, kata ulang dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya :
A.Kata Ulang Dwilingga
Kata ulang dwilingga disebut juga kata ulang utuh. Perulangan utuh terdiri dari dua macam. Pertama, perulangan terhadap kata dasar. Kedua, perulangan terhadap kata berimbuhan.
Contoh :
Anak-anak : anak
Merah-merah : merah
Lari-lari : lari
Pencuri-pencuri : pencuri
Pelajaran-pelajaran : pelajaran
Makanan-makanan : makanan

A.Kata Ulang Dwipurwa
Kata ulang yang bentuk perulangannya terjadi pada suku awal kata.
Contoh :
Lelaki > lalaki > laki
Sesuatu > susuatu > suatu
Sesudah > susudah > sudah
Dedaunan > dadaunan > daun
Leluhur > luluhur > luhur
Pepohonan > popohonan > pohon
Sesaji > sasaji > saji

A.Kata Ulang Dwilingga Salin Suara (berubah bunyi)
Kata ulang yang bentuk perulangannya terjadi pada seluruh kata dasar, tetapi terdapat fonem yang berubah.
Contoh :
Lenggak-lenggok (variasi vokal)
Lauk-pauk (variasi konsonan)
Carut-marut (variasi konsonan)
Mondar-mandir (variasi vokal)
Ramah-tamah (variasi konsonan)
Huru-hara (variasi vokal)

A.Kata Ulang Berimbuhan
Kata ulang yang bentuk perulangan kata dasarnya mendapat imbuhan.
1. Kata ulang berimbuhan adalah kata dasar yang merupakan kata asal diulang dengan mendapat imbuhan. Untuk membedakan dengan kata ulang sebagian adalah kalau kata ulang berimbuhan, kata yang mendapat imbuhan tidak memiliki makna atau tidak bisa berdiri sendiri.
Contoh :
Mobil-mobilan (mobilan = tidak bermakna)
Kuda-kudaan (kudaan = tidak bermakna)
Pohon-pohonan (pohonan = tidak bermakna)
2. Kata ulang sebagian adalah kata dasar yang berupa imbuhan diulang sebagian. Untuk membedakannya dengan kata ulang berimbuhan adalah kalau kata ulang sebagian, kata yang mendapat imbuhan memiliki makna atau bisa berdiri sendiri.
Contoh :
Meliuk-liuk (meliuk = memiliki makna)
Desak-desakan (desakan = memiliki makna)
Berjoget-joget (berjoget = memiliki makna)
Sulam-menyulam (menyulam = memiliki makna)
Tulis menulis (menulis = memiliki makna)

A.Kata Ulang Semu (sebenarnya bukan kata ulang)
Kata ulang yang tidak memiliki bentuk dasar yang diulang.
Contoh :
Buru-buru ( bukan dari kata, buru )
Kura-kura ( bukan dari kata, kura )
Ubur-ubur ( bukan dari kata, ubur )
Cumi-cumi ( bukan dari kata, cumi )
Mata-mata ( bukan dari kata, mata )


referensi : http://readone82.blogdetik.com/category/rangkuman-materiku/



0 komentar:

Posting Komentar