Minggu, 24 Juni 2012

Penyebab Cybercrime

Beberapa faktor yang menyebabkan kejahatan komputer (cybercrime) kian marak dilakukan antara lain adalah: 1. Akses internet yang tidak terbatas. 2. Kelalaian pengguna komputer. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama kejahatan komputer. 3. Mudah dilakukan dengan resiko keamanan yang kecil dan tidak diperlukan peralatan yang super modern. Walaupun kejahatan komputer mudah untuk dilakukan tetapi akan sangat sulit untuk melacaknya, sehingga ini mendorong para pelaku kejahatan untuk terus melakukan hal ini. 4. Para pelaku merupakan orang yang pada umumnya cerdas, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan fanatik akan teknologi komputer. Pengetahuan pelaku kejahatan komputer tentang cara kerja sebuah komputer jauh diatas operator komputer. 5. Sistem keamanan jaringan yang lemah. 6. Kurangnya perhatian masyarakat. Masyarakat dan penegak hukum saat ini masih memberi perhatian yang sangat besar terhadap kejahatan konvesional. Pada kenyataannya para pelaku kejahatan komputer masih terus melakukan aksi kejahatannya. 7. Belum adanya undang-undang atau hukum yang mengatur tentang kejahatan komputer. Tindakan, perilaku, perbuatan yang termasuk dalam kategori kejahatan komputer atau Cybercrime adalah sebagai berikut: 1. Penipuan finansial melalui perangkat komputer dan media komunikasi digital. 2. Sabotase terhadap perangkat-perangkat digital 3. Pencurian informasi pribadi/informasi 4. Penyebaran virus, worm ataupun trojan referensi : http://jupren.blogspot.com/2009/04/faktor-penyebab-cybercrime.html

IT AUDIT

Information Technology audit (IT audit) adalah pemeriksaan akan pengendalian yang ada pada infrastruktur tekonologi informasi. Proses tersebut meliputi mendapatkandan mengevaluasi bukti-bukti sistem informasi, praktik, dan operasi perusahaan. Evaluasi yang dilakukan harus dapat memberikan keyakinan bahwa aset perusahaan terjaga, begitu pula integritas data, serta operasi perusahaan dapat be rjalan secara efektif dan efisien untuk memenuhi tujuan perusahaan. IT audit dapat dilakukan secara gabungan antara audit atas laporan keuangan dan audit internal. Saat ini, IT audit juga dikenal dengan sebutan Electronic Data Processing audit (EDP audit). Secara garis besar, tujuan IT audit adalah: 1. Availability Yaitu ketersediaan informasi, apakah sistem informasi pada perusahaan dapatmenjamin ketersediaan informasi dapat dengan mudah tersedia setiap saat. 2. Confidentiality Yaitu kerahasiaan informasi, apakah informasi yang dihasilkan oleh sisteminformasi perusahaan hanya dapat diakses oleh pihak -pihak yang berhak danmemiliki otorisasi. 3. Integrity Yaitu apakah informasi yang tersedia akurat, handal, dan tepat waktu. IT audit memliki fokus pada pengidentifikasian resiko yang terkait pada aset informasi perusahaan dan menentukan pengendalian yang tepat untuk mengurangi (bukanmenghilangkan sepenuhnya) resiko tersebutSedangkan dalam bukunya, Mulen menjelaskan peran internal auditor dalam proses IT audit mencakup 4 bidang utama yaitu: 1. Membantu staf audit finansial 2. Mengaudit bidang -bidang lingkungan pengolahan data 3. Mengaudit program -program sistem aplikasi komputer 4. Mereview pengembangan sistem Karena fokus IT audit adalah pada penentuan resiko beserta pengendaliannya, tentu saja internal audit juga berperan dalam mengidentifikasi resiko-resiko yang ada beserta pengendalian yang relevan untuk meminimalisasikan resiko -resiko tersebut. Enam komponen Audit TI : 1. pendefinisian tujuan perusahaan; 2. penentuan isu, tujuan dan perspektif bisnis antara penanggung jawab bagian dengan bagian TI; 3. review terhadap pengorganisasian bagian TI yang meliputi perencanaan proyek, status dan prioritasnya, staffing levels, belanja TI dan IT change process management; 4. assessment infrastruktur teknologi, assessment aplikasi bisnis; 5. temuan-temuan, 6. laporan rekomendasi. Sedang subyek yang perlu diaudit mencakup : 1. aspek keamanan, Masalah keamanan mencakup tidak hanya keamanan file servers dan penerapan metoda cadangan, melainkan juga penerapan standar tertentu, seperti C-ICT. 2. keandalan, Keandalan meliputi penerapan RAID V disk subsystems untuk server dengan critical applications dan prosedur penyimpanan data di file server, bukan di drive lokal C. 3. kinerja Kinerja mencakup persoalan standarisasi PC, penggunaan LAN serta cadangan yang sesuai dengan beban kerja. 4. manageability. manageability menyangkut penerapan standar tertentu dan pendokumentasian secara teratur dan berkesinambungan Pengorganisasian bagian TI juga ditetapkan dalam audit assessment. Ini terbagi atas IT management, IT support dan IT staffing. Untuk pertama kalinya diperkenalkan visi jangka panjang mengenai IT management yang merujuk pada tujuan bisnis perusahaan. Ini didukung visi business support yang jelas dan orientasinya dipersiapkan untuk penerapan ERP (enterprise resource planning) sebagai infrastrukturnya. Selain itu, tanggungjawab dibebankan pada setiap karyawan pengguna, sedang manajemen TI lebih bertanggung jawab dalam mendukung dan memecahkan masalah yang muncul. Audit itu harus dilakukan terhadap : 1. sistem informasi secara keseluruhan 2. perangkat TI yang digunakan 3. software, hardware, jaringan saja 4. aspek yang terlibat dan relevan dalam sistem informasi. Keamanan sistem informasi, beberapa prinsip non teknis yang harus dipegang. 1. prinsip multidisipliner (multidisciplinary principle), yang menegaskan bahwa segala macam pengukuran, praktik, dan prosedur keamanan sistem informasi harus juga meladeni segala pertimbangan dan sudut pandang berbagai disiplin yang relevan, termasuk aspek sosial budaya, hukum dan politik. 2. prinsip demokrasi (democracy principle), yang menegaskan bahwa keamanan sistem informasi perlu mempertimbangkan hak-hak pengguna dan pihak-pihak lain yang dipengaruhi oleh sistem. Metodologi Audit Teknologi Informasi: Fase 1 : Merencanakan Audit Fase 2 : Mengidentifikasikan risiko dan kendali Fase 3 : Mengevaluasi kendali dan mengumpulkan bukti-bukti Fase 4 : Mendokumentasikan temuan-temuan dan mendiskusikan dengan auditee Fase 5 : Laporan akhir dan mempresentasikan hasil-hasil Lembar Kerja IT Audit Lembar kerja audit adalah semua berkas-berkas yang di kumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan,yang berasal : 1. Dari pihak client 2. Dari analisa yang di buat oleh auditor 3. Dari pihak ke tiga Fungsi lembar kerja : • menyediakan penunjang utama bagi laporan audit • membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit • menjadi bukti bahwa audit telah di laksanakan sesuai dengan standar auditing hasil akhir audit adalah berupa laporan yang berisi: * ruang lingkup audit. * Metodologi * Temuan-temuan. * Ketidaksesuaian * kesimpulan Susunan lembar kerja: 1. Draft laporan audit (audit report) 2. laporan keuangan auditan 3. ringkasan informasi bagi reviewer 4. program audit 5. laporan keuangan atau lembar kerja yang dibuat oleh klien. 6. Ringkasan jurnal adjustment 7. working trial balance 8. skedul utama 9. skedul pendukung. referensi : http://highpecundang.blogspot.com/2011/03/it-audit-dan-it-forensic.html

Minggu, 17 Juni 2012

Kriteria Manajer Yang Baik

Manager adalah orang atau seseorang yang harus mampu membuat orang-orang dalam organisasi yang berbagai karakteristik, latar belakang budaya, akan tetapi memiliki ciri yang sesuai dengan tujuan (goals) dan teknologi (technology). Manager proyek di perlukan karena dalam suatu proyek diperlukan seseorang yang dapat merencanakan, mengatur dan mengarahkan proyek tersebut, memanajemen waktu dan biaya, serta mengolah sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang diharapkan. Berikut ini adalah kriteria atau karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek : Karakter Pribadinya 1.Memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai teknis pekerjaan dari proyek yang dikelola olehnya. 2.Mampu bertindak sebagai seorang pengambil keputusan yang handal dan bertanggung jawab. 3.Memiliki integritas diri yang baik namun tetap mampu menghadirkan suasana yang mendukung di lingkungan tempat dia bekerja. 4.Asertif 5.Memiliki pengalaman dan keahlian yang memadai dalam mengelola waktu dan manusia. Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola 1.Memiliki komitmen yang kuat dalam meraih tujuan dan keberhasilan proyek dalam jadwal, anggaran dan prosedur yang dibuat. 2.Pelaksanakan seluruh proses pengembangan proyek IT sesuai dengan anggaran dan waktu yang dapat memuaskan para pengguna/klien. 3.Pernah terlibat dalam proyek yang sejenis. 4.Mampu mengendalikan hasil-hasil proyek dengan melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja yang disesuaikan dengan standar dan tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang dilaksanakan. 5.Membuat dan melakukan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal maupun masalah tak terduga. 6.Membuat dan menerapkan keputusan terkait dengan perencanaan. 7.Memiliki kemauan untuk mendefinisikan ulang tujuan, tanggung jawab dan jadwal selama hal tersebut ditujukan untuk mengembalikan arah tujuan dari pelaksanaan proyek jika terjadi jadwal maupun anggaran yang meleset. 8.Membangun dan menyesuaikan kegiatan dengan prioritas yang ada serta tenggat waktu yang ditentukan sebelumnya. 9.Memiliki kematangan yang tinggi dalam perencanaan yang baik dalam upaya mengurangi tekanan dan stres sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja tim. 10.Mampu membuat perencanaan dalam jangka panjang dan jangka pendek. Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin 1.Memiliki kemampuan dan keahlian berkomunikasi serta manajerial. 2.Mampu menyusun rencana, mengorganisasi, memimpin, memotivasi serta mendelegasikan tugas secara bertanggung jawab kepada setiap anggota tim. 3.Menghormati para anggota tim kerjanya serta mendapat kepercayaan dan penghormatan dari mereka. 4.Berbagi sukses dengan seluruh anggota tim. 5.Mampu menempatkan orang yang tepat di posisi yang sesuai. 6.Memberikan apresiasi yang baik kepada para anggota tim yang bekerja dengan baik. 7.Mampu mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait dengan proyek yang dipimpinnya untuk menerima pendapat-pendapatnya serta melaksanakan rencana-rencana yang disusunnya. 8.Mendelegasikan tugas-tugas namun tetap melakukan pengendalian melekat. 9.Memiliki kepercayaan yang tinggi kepada para profesional terlatih untuk menerima pekerjaan-pekerjaan yang didelegasikan darinya. 10.Menjadikan dirinya sebagai bagian yang terintegrasi dengan tim yang dipimpinnya. 11.Mampu membangun kedisiplinan secara struktural. 12.Mampu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan dari masing-masing anggota tim serta memanfaatkannya sebagai kekuatan individual. 13.Mendayagunakan setiap elemen pekerjaan untuk menstimulasi rasa hormat dari para personil yang terlibat dan mengembangkan sisi profesionalisme mereka. 14.Menyediakan sedikit waktu untuk menerima setiap ide yang dapat meningkatkan kematangan serta pengembangan dirinya. 15.Selalu terbuka atas hal-hal yang mendorong kemajuan. 16.Memahami secara menyeluruh para anggota tim yang dipimpinnya dan mengembangkan komunikasi efektif di dalamnya. http://psycothesis.blogspot.com/2012/03/kriteria-manager-proyek-yang-baik.html