Sabtu, 27 November 2010

Pantun


Pantun

Di antara berbagai karya sastra lama Indonesia yang sangat terkenal adalah pantun. Pada mulanya, pantun adalah senandung atau puisi rakyar yang dinyanyikan. Bahkan sampai sekarang masih dinyanyikan, seperti dalam acara perkawinan di Betawi. Dalam kesusastraan Indonesia, pantun kali pertama muncul dalam “ Sejarah Melayu “ dan hikayat-hikayat popular yang sezaman.
Dalam membuat sebuah pantun ada beberapa syarat yang harus diperhatikan. Selain itu, dilihat dari isinya pantun itu juga ada bermacam-macam.
1.Syarat Pantun
Dalam membuat atau menulis pantun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
a.Tiap bait terdiri atas 4 baris,
b.tiap baris terdiri atas 8-12 kata,
c.bersajak a-b-a-b,
d.baris pertama dan kedua merupakan sampiran, dan
e.baris ketiga dan keempat merupakan isi.

2.Macam-macam Pantun
Berdasarkan isinya, pantun dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain pantun nasihat, pantun teka-teki, pantun jenaka, pantun adat, pantun agama, pantun nasib, dan pantun perkenalan.
Contoh :
a.Pantun Nasihat
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

b.Pantun Teka-teki
Kalau puan, puan cerana
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijaksana
Binatang apa tanduk di kaki

c.Pantun Jenaka
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh di dekat limau tungga
Biar marah ketawa juga

d.Pantun Adat
Lapun Melapun ke Inderagiri
Singgah sebentar ke belipuh
Ampun hamba tegak berdiri
Ujudnya duduk dengan bersimpuh

e.Pantun Agama
Asam hadis asam gelugur
Ketiga asam riang-riang
Menangis di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

f.Pantun Nasib
Asam pauh dari seberang
Tubuhnya dekat tepi tebat
Badan jauh di rantau orang
Jika sakit siapa mengobat

g.Pantun Perkenalan
Dari mana hendak ke mana
Dari Jepang ke Bandar Cina
Kalu boleh kami bertanya
Bunga yang kembang siapa punya

Referensi : Bahasa Indonesia untuk SMP





Resensi Novel



Resensi
Judul : Anak Kos Dodol
Penulis : Dewi Rieka Kustiantari
Penerbit : Gradien Mediatama
Tebal : 191 Halaman

Buku yang berjudul Anak Kos Dodol ini membahas tentang kisah anak kos-kosan. Bagi kalian yang pernah merasakan tinggal dikosan pasti merasa terkenang masa-masa happy, pas bokek, bebas merdeka. Dan bagi kalian yang belum pernah merasakan tinggal dikosan pasti kalian merasakan ingin sekali tinggal di kosan bareng anak kos dodol . Sekaligus buku ini jadi pembimbing buat kalian yang belum pernah ngekos, dan nggak akan bĂȘte kalau udah ngekos bareng anak kos dodol.
Pokoknya seru abis deh, dijamin nggak akan nyesel deh dan dijamin lagi kalian yang sudah baca buku ini pasti bakal ketagihan.


Menggunakan Kata Negatif


Menggunakan Kata Negatif tidak, bukan, dan belum

Kata negative dalam tata bahasa disebut pengingkaran atau negasi, yaitu proses atau konstruksi yang mengungkapkan pertentangan isi makna suatu kalimat. Pengungkapan dilakukan dengan penambahan kata ingkar tidak, belum, dan bukan.
1.Tidak
Contoh :
a.Alasannya, tidak semua jenis hewan dapat dipelihara dirumah.
b.Laut di Desa Les tidak kena sianida.

2.Belum
Contoh :
a.Perjuangan kelompok nelayan Mina Bakti Soansari belum selesai.
b.Alam bawah laut Les belum terkena sianida.

3.Bukan
Contoh :
a.Sianida bukan polutan yang membahayakan.
b.Nelayan ikan yang mencemari laut bukan berasal dari Les.



Sabtu, 20 November 2010

Diskusi


Diskusi merupakan salah satu bentuk kegiatan wicara. Dengan bediskusi kita dapat memperluas pengetahuan serta memperoleh pengalaman-pengalaman baru.

Diskusi adalah pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan dengan tujuan mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok diperlukan seorang pemimpin yang disebut ketua diskusi. Tugas seorang ketua diskusi adalah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan minat anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang berdebat, serta mengemukakan simpulan hasil diskusi.

Diskusi yang melibatkan orang banyak dapat berupa diskusi panel, symposium, seminar, lokakarya, serta rapat kerja. Diskusi panel merupakan salah satu bentuk diskusi resmi yang dihadiri oleh orang banyak dan para penelisnya pun golongan cendikiawan dalam bidangnya.
Dalam keterampilan berbicara perlu diperhatikan bahwa penggunaan bahasa tidak hanya mudah ditangkap, sopan, dan tidak menyimpang, tetapi juga mempermudah bertukar pikiran mengenai sesuatu masalah.

Eksposisi


Eksposisi
Karangan eksposisi ialah karangan yang bertujuan agar pembaca memperoleh informasi yang lengkap tentang suatu objek. Oleh karena itu, karangan eksposisi sifatnya memberi tahu, mengupas, menyarankan atau menerangkan sesuatu. Sesuatu yang diinformasikan tersebut dapat berupa :
1.Data factual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis,
2.suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta, dan
3.fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.

Langkah-langkah menulis eksposisi :
1.menentukan tema,
2.menentukan tujuan karangan,
3.memilih data yang sesuai dengan tema,
4.membuat kerangka karangan, dan
5.mengembangkan kerangka karangan.

Beberapa urutan analisis eksposisi :
1.urutan kronologis, biasanya memaparkan proses, yaitu member penjelasan tentang bekerjanya sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa,
2.urutan penting dan tidak penting,
3.urutan fungsional,
4.analisis sebab akibat, dan
5.analisis perbandingan.

Eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau wawasan seseorang yang membaca uraian tersebut.



Unsur-unsur Proposal


Unsur-unsur Proposal
1.Nama kegiatan (Judul)
Nama kegiatan/judul yang akan dilaksanakan tercermin dalam judul proposal.

2.Latar Belakang
Latar belakang proposal berisi pokok-pokok pemikiran dan alas an perlunya diadakan kegiatan tertentu.

3.Tujuan kegiatan
Penyusunan proposal harus merumuskan tujuan sedemikian rupa agar target yang akan dicapai dan nilai tambah yang diperoleh dapat dirasakan oleh pembaca proposal. Oleh karena itu, tujuan harus dijabarkan supaya tampak manfaatnya.

4.Tema
Tema adalah hal yang mendasari kegiatan tersebut.

5.Sasaran/peserta
Penyusun proposal harus menetapkan secara tegas siapa yang akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut.

6.Tempat dan waktu kegiatan
Dalam proposal harus dituliskan secara jelas kapan dan dimana kegiatan akan dilaksanakan.

7.Kepanitiaan
Penyelenggara atau susunan panitia harus dicantumkan dalam proposal dan ditulis secara rinci.

8.Rencana anggaran kegiatan
Penulis proposal harus menyusun anggaran biaya yang logis dan realistis, serta memperhatikan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.

9.Penutup

Macam-macam Perintah


Macam-macam Perintah

Kalimat perintah dapat dibedakan menjadi perintah biasa, perintah permintaan, perintah mengizinkan, perintah ajakan, perintah bersyarat, perintah sindiran, dan perintah larangan.
A.Perintah Biasa
Perintah biasa bervariasi, dari perintah yang lunak sampai perintah yang sangat keras. Intonasi yang dipergunakan pun bervariasi.
Contoh : Pergi ! , Masuk !

B.Perintah Permintaan
Perintah permintaan adalah perintah yang halus. Orang yang menyuruh bersikap merendah. Contoh : Coba dengarkan baik-baik !

C.Perintah Mengizinkan
Perintah mengizinkan adalah perintah biasa yang ditambahkan dengan pernyataan yang mengungkapkan pemberian izin.
Contoh : Kerjakanlah, semampu Anda !

D.Perintah ajakan
Perintah ajakan biasanya didahului oleh kata-kata ajakan seperti marilah, baiklah.
Contoh : Baiklah aku akan menemanimu!

E.Perintah Bersyarat
Perintah bersyarat adalah perintah yang mengandung syarat untuk terpenuhinya sesuatu hal.
Contoh : Tolonglah dia, pasti pekerjaannya akan segera selesai !

F.Perintah sindiran
Perintah sindiran adalah perintah yang mengandung ejekan karena yakin bahwa yang diperintahkan tidak mampu melaksanakan yang diperintahkan
Contoh : Datanglah sendiri, kalau kamu berani !

G.Perintah Larangan
Perintah larangan adalah perintah yang melarang seseorang melakukan sesuatu hal. Bila larangan itu bersifat umum atau resmi digunakan kata dilarang. Bila larangan itu bersifat khusus atau tidak resmi digunakan kata jangan.
Contoh : Dilarang merokok di area ini !